Minggu, 27 Juni 2010

SUKSES DUNIA BUKAN UKURAN SUKSES AKHIRAT


Sahabat, tidak selamanya Sukses secara Duniawi bisa dijadikan untuk ukuran Sukses kita kelak di Akhirat, tetapi seharusnya ketika kita telah sukses secara Duniawi akan dapat dengan mudah menempuh jalan-jalan kesuksesan hidup kita kelak di Akhirat, tapi ternyata tidak sedikit orang yang sukses Dunianya semakin terpuruk kehidupan Akhiratnya, semoga kita bukan termasuk orang yang demikian.
Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka suah yatim piatu sejak remaja.Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .

Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.

Untuk datang ke tempat pengajian, Mereka acap kali harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah peninggalan orangtua mereka.

Suatu ketika sang kakak berdo'a memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah mengabulkannya, jabatannya naik dia menjadi kepercayaan sang direktur.Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki.Dia mendapatkan bonus karena omzet perusahaannya naik.

Lalu sang kakak berdo'a memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta baik akhlaknya.

Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo'a memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua do'anya itu.

Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji kerumah guru mereka.

Suatu saat sang Kakak merenungkan dan membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo'a, menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo'a.

Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu berdo'a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, " Dik, sesungguh ketidak mampuan kita menghafal quran, hadits dan bacaan doa. bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. "

Sang adik Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.

----
Suatu saat sang adik meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan do'anya tak pernah terkabul.

Sang kakak kemudian membereskan rumah peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi tulisan do'a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do'a untuk guru mereka, do'a selamat dan ada kalimah di akhir do'anya:

"Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakak ku, kabulkanlah segala do'a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hati ku dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.,"


Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya.Dia telah salah menilai adiknya. Tak dinyana ternyata adiknya tak pernah sekalipun berdo'a untuk memenuhi nafsu duniawinya.

Sahabat, kesuksesan yang kita raih harus kita sadari bahwa itu bukan hanya hasil dari jerih payah dan doa kta sendiri , bisa jadi faktor dari doa orang-orang terdeketatat dengan kita yang kita sayangi dan kita cintai mereka adalah orang tua kita, istri kita, anak2 kita, tetangga2 kita, karyawan2 kita dan juga orang2 yang pernah kita tolong.

Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan kepada hambanya. Itu bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan jangalah putus asa karena kemiskinan..


”Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.”(QS, al-Hujurat [49]: 13)

Minggu, 20 Juni 2010

Mangkuk yang Cantik, Madu dan Sehelai Rambut


Rasulullah SAW, dengan sahabat-sahabatnya Abakar r.a., Umar r.a., Utsman r.a., dan 'Ali r.a., bertamu ke rumah Ali r.a. Di rumah Ali r.a. istrinya Sayidatina Fathimah r.ha. putri Rasulullah SAW menghidangkan untuk mereka madu yang diletakkan di dalam sebuah mangkuk yang cantik, dan ketika semangkuk madu itu dihidangkan sehelai rambut terikut di dalam mangkuk itu. Baginda Rasulullah SAW kemudian meminta kesemua sahabatnya untuk membuat suatu perbandingan terhadap ketiga benda tersebut (Mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut).

Abubakar r.a. berkata, "iman itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang beriman itu lebih manis dari madu, dan mempertahankan iman itu lebih susah dari meniti sehelai rambut".

Umar r.a. berkata, "kerajaan itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, seorang raja itu lebih manis dari madu, dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Utsman r.a. berkata, "ilmu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, orang yang menuntut ilmu itu lebih manis dari madu, dan ber'amal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

'Ali r.a.
berkata, "tamu itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, menjamu tamu itu lebih manis dari madu, dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumanya adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Fatimah r.ha. berkata, "seorang wanita itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, wanita yang ber-purdah itu lebih manis dari madu, dan mendapatkan seorang wanita yangtak pernah dilihat orang lain kecuali muhrimnya lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Rasulullah SAW berkata, "seorang yang mendapat taufiq untuk ber'amal adalah lebih cantik dari mangkuk yang cantik ini, ber'amal dengan 'amal yang baik itu lebih manis dari madu, dan berbuat 'amal dengan ikhlas adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Malaikat Jibril AS berkata, "menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik dari sebuah mangkuk yang cantik, menyerahkan diri; harta; dan waktu untuk usaha agama lebih manis dari madu, dan mempertahankan usaha agama sampai akhir hayat lebih sulit dari meniti sehelai rambut".

Allah SWT berfirman, " Sorga-Ku itu lebih cantik dari mangkuk yang cantik itu, nikmat sorga-Ku itu lebih manis dari madu, dan jalan menuju sorga-Ku adalah lebih sulit dari meniti sehelai rambut".


Subhanallah........Maha Suci Allah dengan segala firman-NYA

Jumat, 18 Juni 2010

DO NOT ACCEPT IF SEAL IS BROKEN


Sahabat, seringkali kita salah persepsi ketika menilai fenomena yang sedang terjadi akibat dari membebek dengan pendapat media massa dan pendapat sebagian besar tokoh yang sedang gencar-gencarnya memfonis kalangan tertentu yang dianggap melanggar norma kemasyarakatan dan nasionalisme.

Contoh Penangkapan orang-orang yang diduga ’Pelaku Teror’ yang kebetulan para istrinya berjilbab besar dan bercadar, maka serta merta kita ikut-ikutan memfonis minimal mencurigai setiap ada wanita berjilbab besar dan bercadar, ” awas ya, waspada ! ” itulah kata hati kecil kita.

Padahal tahukah kita apa alasan para wanita itu berjilbab besar dan bercadar ? inilah kisah yang mudah-mudah dapat mengubah persepsi atas sebagaian beser fonis yang tersebar di kebanyakan orang.

Seorang Yahudi bertamu ke rumah salah seorang Ulama. Ketika sang Yahudi dan Ulama ini duduk di ruang tamu tiba-tiba melintas wanita berpakaian serba tertutup.
Si yahudi pun kemudian bertanya kepada Ulama, “Ya Syaikh siapakah orang yang lewat tadi.”
“Dia Istriku.” Jawab Syaikh.
“Kenapa agama anda sangat berlebihan dalam mengatur pakaian wanita?”
Syaikh terdiam dan tidak menjawab, kemudian berkata, “ Kalau tidak keberatan, Maukah anda kuajak berjalan-jalan di pasar.”
“ oh, Dengan senang hati.”

Syaikh dan orang yahudi itupun pergi ke pasar yang tidak jauh dari rumah Syaikh. Tiba di pasar sang Syaikh langsung mengajak orang yahudi ke dekat penjual kue kaki lima.
“Ini ada bermacam-macam kue, semuanya hampir sama enak rasanya, namun ada yang tertutup dengan bungkusan ada yang terbuka, kira-kira kalau anda saya suruh memilih kue yang mana akan anda pilih, yang tertutup atau terbuka?”

Tanpa banyak pikir Yahudi tersebut menjawab, “Tentu saya pilih yang tertutup, karena lebih bersih, serta terjaga dari sentuhan tangan dan lalat yang bisa membawa kotoran dan penyakit.”

Mendengar jawaban orang yahudi, Ulama tersebut langsung menyambung. “Begitulah agama kami menjaga wanita kami, mereka hanya milik kami, tidak boleh sembarang dilihat orang apalagi disentuh ?”


Konon mendengar jawaban Sang Ulama orang yahudi akhirnya mengucapkan dua kalimat Syahadat. Alhamdulillah.

Do not Accept if Seal Is Broken ( Jangan terima jika segel penutupnya rusak )> . Jangan dikira ini hanya berlaku untuk botol air mineral dan sejenisnya. Ini berlaku juga bagi manusia lho. Orang mana sih yang mau dapat sisa? Sebejat-bejat apapun seseorang pasti yang dia dambakan adalah yang baik-baik. Sebelang-belangnya hidung lelaki dan berapapun banyaknya wanita ia nodai, jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia pasti menginginkan wanita pendamping hidup yang berhidung mulus alias ndak belang, bermata jeli tapi tak jelalatan dan suci alias........Seal Is Not Broken.

Simak juga kisah dibawah ini, semoga Hidayah senantiasa bersama kita,

Walaupun kami berasal dari kampus yang berbeda, tapi kami cukup akrab karena kami sering bertemu di kegiatan-kegiatan keislaman yang ada di kota ini, Makassar, kota metropolitan yang menjadi tempat kami bertemu, tempat kami merantau untuk menimba ilmu.

Hari ini aku bertemu lagi, ia datang ke kantorku. Aku tidak kaget karena memang ia sering berkunjung ke sini. Ia pasti datang untuk menemui teman-teman yang ada di sini, pikirku. Karena selain aku, masih banyak teman lain yang juga akrab dengan dia. Kadang kalau kami berkumpul, kami menghabiskan banyak waktu untuk bertukar pikiran, apalagi kami sama-sama belajar Islam.

Tapi ternyata tidak, kedatangannya lebih dari itu, dia mau pamit… waduh… mau ke mana? Mau pulkam (pulang kampung). ha… pulkam? Pulkam ke mana? Ke tarakan… aku baru tau kalau ternyata dia berasal dari tarakan. Selama ini aku tidak pernah bertanya dia dari mana. Aku berpikir kalau dia juga berasal dari daerah yang tidak begitu jauh dari kota terbesar pulau Sulawesi ini. Ternyata dia bersal dari pulau seberang, pulau Kalimantan, tepatnya Tarakan Kalimantan Timur. Sudah begitu masih jauh lagi, bukan Tarakan asli katanya, masih butuh menyeberang pulau dengan perahu selama 1 jam.

Subhanallah… Sadaraku, betapa jauhnya engkau datang untuk menuntut ilmu… .aku benar-benar heran dan kagum, dia begitu bersemangat selama ini. Ternyata memang semangat itu dibawa dari pelosok sana yang amat jauh dari tanjung selor.

Tapi bukan hanya itu yang membuat saya kagum, aku terhenyak dengan jawabannya; “tapi saya sangat beruntung kuliah di Makassar ini, meskipun saya sempat tidak lulus di UNHAS, tapi Alhamdulillah saya diterima di STIMIK DIPANEGARA. Dan ini, …” Sambil meraih bagian depan jilbab lebarnya dan menunjukkannya padaku, dengan mimik yang begitu tegas “ Ini sangat mahal harganya Saudaraku…” aku hanya terdiam menelan panasnya bara dalam dadanya yang baru saja disuapkn secara kilat padaku. Aku tak sanggup mengucapkan seperempat kata pun, saking terkesimanya dengan ucapannya yang singkat tapi menggetarkan hati itu.

Kubayangkan betapa beratnya perjuangan untuk mengenakan sehelai kain tersebut. INI BUKAN SEKEDAR SOAL FASHION, TAPI LEBIH DARI ITU, INI ADALAH SIMBOL PERJUANGAN SESEORANG


Semangat yang terpancar dari wajahnya seolah menunjukkan padaku dan pada dunia akan sebuah kesyukuran yang sangat besar atas nikmat yang amat mahal yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala padanya, itulah nikmat hidayah yang dia daptkan melalui tangan-tangan aktifis dakwah muslimah yang ada di kampusnya. Dia lalu melanjutkan, “ sekiranya saya kuliah di tempat lain, belum tentu akan jadi seperti ini… bahkan kita tidak tau akan seperti apa jadinya ?”

Aku hanya terdiam, lalu pergi berwudhu karena sudah adzan, masuk waktu shalat dzuhur. Lalu aku shalat. Setelah selesai shalat, aku masih sempat melihat senyumnya yang begitu memberi semangat. Lalu aku kembali shalat sunnah.

Tidak lama dia sudah benar-benar pamit, tentu dengan semangat yang tidak menurun, bahkan semakin tampak seperti orang yang akan menempuh sebuah perjalanan indah. Entahlah, mungkin karena akan menemui keluarganya, dengan predikat yang ia dapatkan dari kampusnya. Atau mungkin karena bahagianya kembali dengan membawa predikat seorang “Akhwat” (Sebutan untuk Muslimah yang berusaha mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan Islam serta konsisten di dalamnya). Semoga Allah Menetapkan hatinya pada keimanan. Amin!!!

Jabat tangan beserta cipika-cipiki terakhir kami disertai dengan pesannya, “Saudaraku, do’akan saya istiqamah ya!” Aku juga masih sempat berpesan , “Ittaqillah haitsu makunta bertakwalah kepada Allah di manapun engkau berada”.

Ya Allah pertemukanlah kami di tempat yang indah di duniaMu ini, dan satukanlah kami kelak di SorgamuMu. Amin!!!

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)

Kamis, 17 Juni 2010

AROGANSI KESUKSESAN


“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (6) (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7) Yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain (8) Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah (9) Dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak) (10) Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri (11) Lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu (12) Karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab (13).” (QS. Al-Fajr: 6-13).

Seorang CEO dari perusahaan Fortune 100 mengatakan, “Success can lead to arrogance. When we are arrogant, we quit listening. When we quit listening, we stop changing. In today’s rapidly moving world, if we quit changing, we will ultimately fail.” ( Sukses bisa membuat kita jadi arogan. Saat kita arogan, kita berhenti mendengarkan. Ketika kita berhenti mendengarkan, kita berhenti berubah. Dan di dunia yang terus berubah dengan begitu cepatnya seperti sekarang, kalau kita berhenti berubah, maka kita akan gagal ).

Itulah sisi negatif dari kesuksesan, yakni arogansi. Arogansi muncul saat seseorang merasa diri paling hebat, paling luar biasa, dan paling baik dibandingkan dengan yang lainnya bahkan Tuahanpun ditentang. Penyakit mental ini bisa menjangkiti apa dan siapa saja, mulai dari organisasi, produk, pemimpin, Keluarga, dan orang biasa.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud (11) Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah” (12) Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina” (13).” (QS. Al-A’raf: 11-13).

Orang sukses lalu bersombong ria sebenarnya patut disayangkan. Bayangkan saja, saat berjuang keras menggapai kesuksesan, mereka begitu terbuka untuk belajar. Mereka mau mendengarkan. Mereka mau berjerih payah, berani hidup susah, dan mengorbankan diri. Bahkan, mereka tampak sangat ‘merakyat’ hidupnya. Akan tetapi, itu dulu.

Sayang sekali, saat kesuksesan datang, mereka lupa diri. Mungkin dia akan berkata, “Saya sudah berhasil mencapai yang terbaik. Sekarang, Andalah yang harus mendengarkan saya. Saya tidak perlu lagi mendengarkan Anda.” Hal itu diperparah lagi ketika mereka dikelilingi oleh para ‘yes man’ yang tidak berani angkat bicara soal kekurangan orang ini. Hal ini membuat orang itu semakin ‘megalomania’ , pongah, angkuh, dan egois. Ia terbelenggu oleh kesuksesannya sendiri. Ia tidak pernah belajar lagi.

Ada Seorang Pebisnis, dia menceritakan susah payahnya membangun bisnisnya. Cerita yang mengharukan sekaligus heroik ketika dia harus tidur di kolong jembatan saat tiba di Jakarta ketika remaja. Dengan susah payah dia merangkak dari bawah untuk bertahan hidup. Menikah tanpa uang sepeser pun. Hidup di rumah kontrakan kecil. Akan tetapi, dia tidak patah arang. Dia mengamati cara kerja orang sukses, mencontoh, dan memodifikasi sendiri produknya. Sekarang, dia pun berjaya. Tiga pabrik besar ada di genggamannya.

Namun, sayang sekali. Perusahan itu sedang diterpa badai masalah internal. Pemicunya tak lain adalah sikap pemimpin yang arogan. Dia otoriter dan antikritik. “Kalau saya bisa, kalian juga harus bisa,” katanya pongah. Dia pun menolak ide-ide baru. Dia mengelola perusahaan dengan serampangan. Turn over karyawan pun tinggi. Sisanya hanya kelompok para ‘penjilat’ yang tidak berani melawan. Dia menginginkan anak buahnya di-training. Padahal, dia sendiri yang perlu up date diri dengan training.
Arogansi bisa menghampiri siapa saja. Termasuk seorang pendidik, guru, dosen, Ayah, Ibu yang tiap hari memberi sesuatu bagi orang lain.

Dari situ, kita belajar banyak untuk hati-hati. Kesuksesan jangan membuat kita arogan dan cenderung self centered serta tidak mau mendengarkan orang lain. Dunia begitu mengenal sosok Mao, Hitler, ataupun Stalin. Mereka berjuang dari basis bawah menuju pucuk kepemimpinan. Mereka pun berjuang untuk perubahan di masyarakatnya. Idealisme mereka sangat luar biasa. Orang pun dibuatnya kagum. Namun, mereka lupa daratan ketika sukses. Mereka memonopoli kebenaran tunggal alias antikritik dan antipembaruan. Mereka memimpin dengan tangan besi. Korban pun bergelimpangan dari tangannya. Begitu juga dalam sejarah bisnis. IBM yang begitu besar dan terkenal pernah mengalami kemerosotan saat arogansi membekap sikap dan pikiran para pemimpin mereka. Dia terjebak retorika ( Banyak Cerita Sejarah Lamanya )

Namun, itulah yang terjadi apabila orang berhenti belajar dan merasa diri sudah selesai. Tanpa dia sadari, lingkungannya terus belajar, berinovasi, dan berkembang. Sementara, dia mandek di posisinya. Akibatnya, kue kesuksesan yang dia peroleh lama-kelamaan menjadi basi. Tanpa sadar, kompetitor mereka bergerak jauh meninggalkan dirinya di belakang. Mereka terjebak dalam retorika, kalimat, jurus yang itu-itu saja alias usang. Arogansi telah menutup hati dan pikirannya untuk kreatif menemukan jurus dan tip-tip baru mempertahankan sekaligus mengembangkan kesuksesannya. Di sinilah, arogansi berujung pada malapetaka dan kehancuran.

Jadi, bagaimanakah agar kesuksesan kita tidak berubah menjadi arogansi?

Pertama- Aware (sadar) dengan sikap dan tingkah laku kita selalu.

Meskipun sudah sukses, kita perlu memberi waktu untuk menyadari sikap dan perilaku kita di mata orang lain. Selalulah sadar apakah nada dan ucapan serta tindak tanduk kita sekarang semakin membuat banyak orang lain terluka? Apakah kita masih tetap menghargai orang lain? Apalagi orang-orang yang telah turut membawa Anda ke level sukses sekarang, apakah Anda hargai? Jangan sampai, tatkala masih bersusah payah, kita begitu respek, tetapi setelah sukses justru mencampakkan mereka.

Seseorang dikatakan berhasil bukan sekedar ia sukses akan tetapi ketika orang lain mengatakan ia berhasil dan turut merasakan keberhasilan yang pernah diraihnya. Jadi keberhasilan dikatakan sempurna jika lingkungan sekitar mengatakan ia berhasil dengan cara yang benar dan mereka merasakan berkahnya. Namun sering kali kita lupa untuk intropeksi diri, yang membuat diri ini tumbuh dalam kekurangan rasa emosional dan spiritual.

Kedua- Waspadai umpan balik yang hanya menghibur kita tetapi tidak membuat kita belajar lagi.

Hati-hati dengan orang di sekeliling kita yang hanya mengatakan hal bagus, tetapi tidak berani memberikan masukan yang baik. Kadang, masukan negatif juga kita perlukan demi perkembangan, sesukses apa pun kita. Pada dasarnya, setiap orang senang dipuji. Bahkan mereka rela mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk dipuji. Namun pujian yang berlebihan justru dapat membuat seseorang semakin jatuh dalam kesombangannya dan ketidakmampuan dirinya melihat kenyataan dalam hidupnya

Ketiga- Awasi dan peka dengan perubahan yang terjadi.


Dalam buku Who Moved My Cheese disimpulkan bahwa kita harus selalu mencium keju kita, apakah sudah basi ataukah mulai diambil orang lain. Kita pun harus terus mencium dan peka bagaimana orang lain mengembangkan dirinya serta bisa jadi ancaman bagi kita. Jangan pula merasa diri paling hebat dan lupa belajar

Keempat- Sopan dan rendah hati untuk belajar dari orang lain.

Sahabat, bentuk arogansi dan keangkuhan adalah symbol dari Iblis dan Fir’aun yang setelah mencapai puncak kesuksesan dan kekuasaan, dia kemudian mengangkat dirinya sederajat dengan Tuhan, dan apakah kesudahannya ? BINASA DI DUNIA, NERAKA DI AKHIRAT !



Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas (17) Dan katakanlah (kepada Fir’aun): “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)”(18) Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?”(19) Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mu’jizat yang besar (20) Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai (21) Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa) (22) Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (23) (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi” (24) Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25).” (QS. An-Nazi’at: 17-25).

“Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata (45) Kepada Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong (46) Dan mereka berkata: “Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?”(47) Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan (48).” (QS. Al-Mukminun: 45-48).

Selasa, 15 Juni 2010

TAHAN UJI = BUKTI CINTA


sebenarnya setiap kejadian yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan yang terjadi pada diri kita dan apa yang terjadi di depan mata kita hakekatnya adalah UJIAN, untuk mengetahuan bagaimana sikap fisik dan hati kita.

Anak yang rewel dan sedikit nakal adalah ujian, istri yang cerewet dan suka menuntut juga ujian, suami yang galak dan pelit itupun ujian, orang tua yang tidak perhatian ujian juga, pendapatan yang pas-pasan, utang yang semakin menggunung yang tidak terbayangkan kapan bisa membayar, berbagai penyakit yang terus menyerang,wajah yang kurang tampan, bentuk tubuh yang kurang seksi atau sedikit cacat, pendidikan yang kurang cukup, semuanya itu adalah ujian.

Bahkan juga kekayaan melimpah, istri cantik dan seksi, rumah megah, mobil mewah, aset yang semakin mengembang adalah ujian, bukan itu saja bahkan WAKTU dan KESEMPATAN yang masih ada saat adalah ujian juga. Ketika waktu sholat tiba adalah ujian, ketika Jam Kerja harus dilalui juga ujian, bahkan waktu libur atau istirahat pun ujian.


Nah uniknya Allah tidak menilai hasil ujian kita saat itu , tetapi PROSES menghadapi ujian itulah yang menjadi poin-poin untuk menentukan hasil akhir ujian. Lalu apa indikator kelulusan ujian-ujian tersebut ? yaitu terucapnya kalimat Tauhid LAA ILAAHA ILLALLAH di hembusan nafas terakhir kita. Lho kok mudah ! kan kita bisa latih zikir itu setiap habis sholat atau waktu2 tertentu, ya gak segampang itu ! sebab kalimat tersebut menuntut pembuktian bukan sekedar ucapan, Apakah ketika ujian itu datang kita benar-benar menjadikan Allah SWT sandaran satu-satunya atau masih ada yang lain ?

Jadi LELAHnya kita dalam BERPROSES dalam ujian itulah yang mengugurkan dosa-dosa kita dan mensucikan jiwa kita.

“ tidaklah ada sesuatu yang menimpa seorang muslim ( baik sesuatu itu berupa ) kelelahan, penyakit, kegundahan, kesedihan, atau sesuatu yang menyakitkannya sampai duri yang menimpanya kecuali Allah menggugurkan sebagian dosa-dosanya karena mushibah tersebut”. HR. Bukhari dan Muslim

“ Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam bersabda : tidaklah seorang muslim tertimpa sesuatu yang menyakitkannya kecuali Allah menggugurkan dosa-dosanya, sebagaimana gugurnya ( berjatuhannya ) daun-daun pepohonan “. HR. Bukhari dan Muslim.


Sebut saja namanya Pak Sobur , Adalah seorang yang rajin sholat malam dan bermunajat, berkhalwat dengan Al-Kholiq. Setiap malam dari kedua matanya yang memerah karena menangis, mengalir air yang membasahi janggutnya, beliau berbisik-bisik lirih memohon beberapa permintaan dan pengharapan.

Dari waktu ke waktu, tahun ke tahun, hingga putih rambutnya tak kunjung jua permintaan beliau dikabulkan oleh Allah. Permintaannya (diantaranya) adalah agar segera diangkat kemiskinan yang menjadi selimut kehidupannya selama ini, keluarganya sering sakit-sakitan, setiap hari ia keluar untuk berusaha memperoleh rizki Allah tapi tidak tampaklah dilapangkan rizqi itu untuknya.

Padahal dahulu, ketika masih menjadi pegawai Bea Cukai. UANG ,KEMEWAHAN, DAN KESENANGAN melimpah dalam hidupnya. Hingga suatu saat ia mendengarkan ceramah yang menjelaskan bahwa penyelewengan yang sering ia lakukan selama ini adalah Haram dan tidak membawa keberkahan, kelak penyelewengan ini akan berhadapan dengan hukum Allah yang tidak bisa dibantah lagi di akhirat. Bergetar hatinya, masuk hidayah Allah atasnya.

Sejak itu tidak pernah lagi ia melakukan perbuatan tersebut, semakin rajin ia melakukan sholatul Lail mengadukan nasibnya hanya kepada Allah, agar diberikan harta yang halal dan rizqi yang lapang dalam menghidupi hidup ini.

Namun berangsur-angsur PENGHASILANNYA SEMAKIN MENURUN, BELIAU SEKELUARGA SERING SAKIT DAN MENJADIKAN BADANNYA YANG SEHAT MENJADI KURUS, ANAK SATU-SATUNYA MENINGGAL SETELAH MENJALANI PERAWATAN SELAMA BEBERAPA MINGGU DIRUMAH SAKIT.

Sampai saat itu ia masih bersabar, tak pernah terucap dari mulutnya kata-kata keluhan dan makian atas apa yang menimpa hidupnya. Malahan menjadikannya semakin sering dan khusyu ia mendekatkan diri kepada Allah. Dan malang yang tidak kunjung padam terhadapnya, korupsi yang dahulu ia lakukan bertahun silam terungkap, maka ia dan beberapa orang rekannya terkena pemecatan dengan tidak hormat. Subhanallah, semakin berat rasanya hidup ini baginya. Tambah satu kalimat panjang di malam harinya ia mengadu kehadapan Rabbnya,menangis dan perih rasa batinnya.

Setiap dalam sedihnya ia berdoa, selalu ada bisikan lirih di hatinya, "Apa yang engkau harapkan itu dekat sekali, bila engkau bertaqwa!". Setiap mendengar bisikan itu, timbul semangatnya. Kini setelah ia dipecat, ia berdagang. Baginya dagang yang tidak pernah untung, hutang yang semakin bertumpuk, musibah yang seakan tidak berujung .. ahhhhh.

Setelah puluhan tahun kedepan sejak ia dekat dengan Allah setiap malamnya,tidak juga merobah hidupnya. Sejak puluhan tahun ia mendengar bisikan diatas, tidak juga tampak yang dijanjikanNya. Mulailah timbul pemikiran yang tidak baik dari syaithon. Hingga beliau berkesimpulan, tampaknya Allah tidak ridho terhadap doanya selama ini.Maka pada malam harinya, ia berdoa kepada Allah : "WAHAI ALLAH YANG MENCIPTAKAN MALAM DAN SIANG, YANG DENGAN MUDAH MENCIPTAKAN DIRIKU DENGAN SEMPURNA INI. KARENA ENGKAU TIDAK MENGABULKAN PERMINTAANKU HINGGA SAAT INI, MULAI BESOK AKU TIDAK AKAN MEMINTA DAN SHOLAT LAGI KEPADAMU, AKU AKAN LEBIH RAJIN BERUSAHA AGAR TIDAKLAH HARUS BERALASAN BAHWA SEMUA TERGANTUNG DARIMU. MAAFKAN AKU SELAMA INI,AMPUNI AKU SELAMA INI MENGANGGAP BAHWA DIRIKU SUDAH DEKAT DENGANMU !"

Beliau tutup doa dengan perasaan berat yang semakin dalam dari awal ia berniat seperti itu ('mengkhatamkan' ibadah sholat lailnya). Beliau berbaring dengan pemikiran menerawang hingga ia tak mengetahui kapan ia tertidur. Dalam tidurnya, ia bermimpi, mimpi yang membuatnya semakin merasa bersalah. Seakan ia melihat suatu Padang luas bermandikan cahaya yang menakjubkan, dan puluhan ribu, atau mungkin jutaan makhluq cahaya duduk diatas betisnya sendiri dengan kepala tertunduk takut. Ketika beliau mencoba mengangkat wajahnya untuk melihat kepada siapa mereka bersimpuh, kepalanya dan matanya tidak mampu memandang dengan menengadah.

Beliau hanya dapat melihat para makhluq yang duduk dihadapan Sesuatu Yang Dahsyat. Terdengar olehnya suara pertanyaan, "BAGAIMANA HAMBAKU SI SOBUR, HAI MALAIKATKU ?" nama yang tidak dikenalnya. Seorang berdiri dengan tubuh gemetar karena takut, dan bersuara dengan lirih, "Subhanaka yaa Maalikul Quddus, Engkau lebih tahu keadaan hambaMu itu. Dia mengatakan demikian : "Wahai Allah yang menciptakan malam dan siang, yang dengan mudah menciptakan diriku yang sempurna ini. Karena Engkau tidak mengabulkan permintaanku hingga saat ini, mulai besok aku tidak akan meminta dan sholat lagi kepadaMu, aku akan lebih rajin berusaha agar tidaklah terus beralasan bahwa semua tergantung dariMu. Maafkan aku selama ini, ampuni aku selama ini menganggap bahwa diriku sudah dekat denganMu !"

Ampuni dia yaa Al 'Aziiz, yaa Al Ghofuurur Rohiim!"

Tersentak beliau, itu adalah... kata-kataku semalam ...celaka, pikirnya.

Kemudian terdengar suara lagi : "Sayang sekali, padahal Aku sangat menyukainya, sangat mencintainya, dan Aku paling suka melihat wajahnya yang terpendam menangis, bersimpuh dengan menengadahkan tangannya yang gemetar kepadaKu, dengan bisikan-bisikan permohonannya kepadaKu, dengan pemintaan-permintaannya kepadaKu, sehingga tak ingin cepat-cepat Kukabulkan apa yang hendak Aku berikan kepadanya agar lebih lama dan sering Aku memandang wajahnya, Aku percepat cintaKu padanya dengan Aku bersihkan ia dari daging-daging haram badannya dengan sakit yang ringan. Aku sangat menyukai keikhlasan hatinya disaat Aku ambil putranya, disaat Kuberi ia cobaan tak pernah Ku dengar keluhan kesal dan menyesal di mulutnya. Aku rindu kepadanya... rindukah ia kepadaKu, hai malaikat-malaikatKu ?"


Suasana hening, tak ada jawaban. Menyesallah beliau atas pernyataannya semalam, ingin ia berteriak untuk menjawab dan minta ampun tapi suara tak terdengar, bising dalam hatinya karenanya. "Ini aku Yaa Robbi, ini aku. Ampuni aku yaa Robbi, maafkan kata-kataku !" semakin takut rasanya ketika tidak tampak mereka mendengar, mengalirlah air matanya terasa hangat di pipinya. Astaghfirullah !! Terbangun ia, mimpii...

Segeralah ia berwudhu, dan kembali bersujud dengan bertambah khusyu', kembali ia sholat dengan bertambah panjang dari biasanya, kembali ia bermunajat dan berbisik-bisik dengan Al-Kholiq dan berjanji tak akan lagi ia ulangi sikapnya malam tadi selama-lamanya. "...Ya Allah, Yaa Robbi jangan engkau ungkit-ungkit kebodohanku yang lalu, ini aku hambaMu yang tidak pintar berkata manis, datang dengan berlumuran dosa dan segunung masalah dan harapan, apapun dariMu asal Engkau tidak membenciku aku rela...Ya Allah, aku rindu padaMu..."

“Orang yang paling banyak mendapatkan ujian/cobaan (di jalan Allah Ta’ala) adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan),

(setiap) orang akan diuji sesuai dengan (kuat/lemahnya) agama (iman)nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah Ta’ala) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)”

[HR. At Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4023, Ibnu Hibban 7/160, Al Hakim 1/99]

Senin, 14 Juni 2010

Menjadi Dermawan Yang Tulus & Bijak


” Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria ( pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir ” ( Al-Baqoroh : 264 ).


Sahabat, Menjadi Seorang Dermawan tidak harus menunggu harta bertumpuk, Gaji dan Bonus berlipat atau angka di rekening menjadi 12 digit lebih, masih ingat kisah Bu Ela yang mendapatkan Uang Kaget dari RCTI ? beliau punya penghasilan Rp.7.000,- per hari dari hasil mengais barang bekas namun beliau mampu bersedekah Rp.2000,- per hari sebagai ONGKOS KE AKHIRAT beliau.

Di suatu perkampungan tinggal seorang yang sangat kaya dan orang itu juga terkenal dengan sangat dermawan. Dirinya tidak pernah segan-segan menolong siapa saja yang membutuhkan, ia tidak pandang bulu. Namun dibalik kekayaan yang ia miliki, dirinya tidak memamerkan harta yang dia punya dan dia pun selalu berpenampilan sangat bersahaja.

Pada suatu hari dia didatangi oleh salah seorang penduduk sekampung dan dia pun menyambutnya dengan sangat ramah, padahal penduduk itu sangat miskin.
Penduduk miskin tersebut terkesan buru-buru dan membuat si dermawan itu sedikit
bingung.

”Tuan apa yang bisa aku bantu?” Sapa si pemilik rumah dengan santun.
”Kali ini aku datang tidak meminta batuan apa pun, aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepada tuan” Jawab si tamu dengan suara yang tenang sembari menatap tajam
kepada orang yang ada dihadapannya, mendapatkan dirinya ditatap seperti itu, dirinya tetap tenang dan tersenyum, karena memang iniah pembawanya sehari-hari.
”Kalau begitu silahkan Tuan bertanya”
”Tuan begitu kaya raya, kenapa Tuan tidak pernah menceritakan kekayaan Tuan kepada
Penduduk disini?”
”Ha... Ha...Ha... ” Sang dermawan hanya tertawa keras.
”Mengapa Tuan Tertawa” Tanya penduduk miskin yang sudah mulai renta itu dengan
Raut yang tidak senang.
”Aku tertawa, karena tidak paham maksud pertanyaan tuan
”Dikampung ini orang kaya bukan hanya Tuan saja, dan semua orang kaya di sini selalu
membanggakan kekayaannya sehingga kami menjadi tahu seberapa kaya mereka,sedangkan Tuan, kami tidak pernah tahu seberapa banyak kekayaan yang tuan miliki” Mendapatkan jawaban itu si Dermawan terdiam dan mencerna setiap kata yang didengarnya lalu dirinya tiba-tiba menarik nafas dalam-dalam, memandang jauh kedepan sehingga yang bertanyapun semakin penasaran.

”Dulu aku juga pernah menjadi orang kaya, aku selalu bercerita kepada semua orang yang aku temui tentang apa yang aku miliki. Bahkan tidak jarang aku melebih-lebihkan. dan setelah bercerita aku begitu bangga” Lanjut penduduk miskin yang belum mendapatkan penjelasan, dirinya mempertegas bahwa dengan bercerita tentang kekayaan yang kita punya akan membuat bangga. Makanya aku heran mengapa Tuan tidak melakukan hal yang sama seperti dirinya dulu atau seperti orang kaya yang ada sekarang.

”Ayolah Tuan bercerita sekali ini saja dan aku berjanji aku tidak akan membocorkan
berapa banyak harta yang tuan miliki” kali ini dia ganti strategi merayu dan berharap
Orang kaya yang ada didepannya mau membocorkan rahasia kekayaannya.

”Maaf Tuan, Aku tidak punya apa-apa yang bisa diceritakan,dan kalaupun ada aku malu
Memberi tahu kepada tuan, sebab apa yang aku miliki hanya sebutir debu dibandingkan
Yang Maha Kaya aku harap tuan memaklumi” Si dermawan pun akhirnya memberikan
Jawaban, saat itu pula penduduk miskin itu tersadar, mengapa selama ini si Dermawan
tidak pernah menggembor-gemborkan harta kekayaanya .

”Ternyata Tuan tidak hanya kaya, tetapi juga bijak” Puji penduduk miskin tersebut yang
diwajahnya tergambar ada semacam penyesalan dalam dirinya kemudian dirinya
melanjutkan ucapannya. ”Andaikan waktu itu bisa diputar kembali aku pun ingin seperti Tuan” . ”Tuan terlalu berlebihan, Percayalah Tuan. ” KITA PUNYA BATANG EMAS, ORANG LAIN PASTI PUNYA TIMBANGANNYA”

Sahabat,

Kita memang sering mendapatkan orang-orang yang selalu membangga-banggakan apa yang dia miliki, seorang Ibu yang memuji-muji anaknya didepan orang lain, para intelek yang bercerita tentang kepintarannya dan orang kaya yang merasa dirinya paling hebat. Namun tanpa disadari bahwa yang mereka ucapkan akan tinggal menjadi kisah usang yang tidak bernilai.

Banyak pula orang yang melebih-lebihkan dari apa yang dimiliki, mereka tidak
mau terlihat biasa, mereka gengsi mengakui keberadaan yang sesungguhnya, sehingga
mereka beranggapan dengan seperti itu mereka bisa menutupi yang sebenarnya.
tanpa mereka sadari mereka pun menjadi bagian dari orang yang ” Tong kosong nyaring
bunyinya”. Begitu omongan mereka tidak terbukti dan diketahui orang lain maka
mereka pun mendapatkan masalah baru yaitu harus menanggung malu.

Sejatinya hidup kita tidak perlu membangga-banggakan dengan apa yang kita
punya. Seperti pepatah ”DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT”.Takkan ada gunanya kita pamer kepada orang lain. Apa yang kita miliki entah itu ilmu, keluarga maupun harta biarkan orang lain yang menilainya.

Percayalah kita tidak akan kehilangan kehormatan dan kita juga tidak pernah
takut bahwa orang tidak mengenal siapa kita sesengguhnya. Orang jauh lebih jeli yang ada pada diri kita dan siapa kita sesungguhnya. Banyak orang mendapatkan malu akibat ulahnya sendiri, banyak juga yang hidup tidak tenang akibat perkataannya, merekalah yang selalu bersaha menutupi kenyataan yang ada. Dengan demikian bukankah akan menambah masalah baru dalam hidup ini?

Sahabat, bandingkan ember yang terisi air hanya setengah dengan ember yang terisi penuh, saat terjadi benturan pasti goncangan pada air yang terisi setengah itu lebih hebat. Hal ini menggambarkan bahwa apa yang sering kita dengar dari orang yang
hanya memiliki kemampuan setengah-setengah jauh lebih dahsyat, sedangkan orang
yang mampu akan menjadi seperti padi ” Semakin berisi semakin merunduk”.


Sekali lagi kita tidak perlu menilai diri sendiri, biarkan orang lain yang menilai
Karena sesungguhnya merekalah yang lebih paham baik buruknya kita. Dan Allah SWT Maha Tahu apa yang kita sembunyikan dan apa yang kita pamerkan.

” Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (An-Nahl :23 )

” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? ”. ( Al-Baqoroh :77 )


Kita hidup Hanya sementara oleh karena itu gunakan hartamu sebaik-bainya sebelum hartamu itu hilang tanpa ada gunanya sedikitpun, mari bersama-sama berusaha sebaik mungkin untuk melatih keikhlasan kita.

Minggu, 13 Juni 2010

HIDUPLAH APA ADANYA


” Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya ”. ( Q.S. Al-Isra’ : 27 )



“Kebahagiaan Tidak Terletak Pada Hidup Yang Berlebihan Tetapi Ada Pada Hidup Yang Berkecukupan”.

”Hidup apa adanya berarti kita telah mampu menjauhkan diri dari sifat dengki”


Pada zaman dahulu ada seorang yang kaya raya, namun sayang ia sangat sombong dan tidak peduli terhadap sesama, dirinya selalu dilayani oleh para pelayan dan orangnya pun sangat kasar terhadap siapa saja. Ia hidup dalam kemewahan tanpa peduli kepada orang miskin.

Pada satu hari datang seorang pengemis yang kelaparan ingin meminta makanan kepadanya tetapi dia malah memaki-maki pengemis tersebut. Padahal setiap hari ia selalu membuang sisa makanan diselokan belakang rumahnya.

”Tuan kasihani hamba. Hamba dari kemarin belum makan. Tolong berikan sisa-sisa makanan Tuan kepada hamba” Si pengemis itu memohon dengan suara yang memelas.
”Hei... manusia tidak berguna. Aku tidak sudi memberi makanan untukmu, lebih baik aku buang dari pada dikasihkan kepada kamu” Bentak orang kaya itu dan langsung menutup pintu rapat-rapat. Dirinya tidak mau membagi sedikitpun makanan yang dia punya. Padahal setiap kali dia makan, lauk yang tersaji dimeja makan sangat banyak dan tak sekalipun ia menghabiskannya, dan dia pun tidak pernah mau makan sisa nasi sebelumnya. Begitu jam makan tiba semua yang tersedia diatas meja harus diganti dengan yang baru.

”Ingatlah Tuan, Roda kehidupan selalu berputar tak selamanya hidup tuan diatas” Si pengemis pun dengan langkah yang gontai sambil berlinangan air mata meninggalkan rumah mewah itu.

Hari-hari berikutnya, kehidupan orang kaya itu masih tetap sama. Hatinya tidak pernah terketuk oleh rasa kemanusiaan, yang dia tahu bahwa semua yang dia miliki hanya bisa dinikmati oleh dirinya sendiri.

Sampailah pada satu waktu, tempat ia tinggal mengalami goncangan gempa yang hebat, seluruh penduduk pun segera meninggalkan rumah untuk menghindari tertimpanya robohan bangunan. Demikian juga dengan para pelayannya masing-masing berusaha menyelamatkan diri tanpa peduli kepadanya. Tapi orang kaya ini selamat juga berkat jerih payahnya, namun segala kekayaannya musnah ditelan bumi. Dan hanya sekejap dia pun menjelma menjadi orang miskin.

Sehari, dua hari dirinya masih bertahan tetapi begitu masuk hari ketiga ia pun tidak mampu melawan rasa lapar. Kepalanya pun mulai berkunang-kunang dan badanpun mulai terasa sakit. Maklumlah dirinya yang selama ini hidup laksana tinggal diistanan, tiba-tiba harus menjadi gelandangan tentu tidak gampang untuk menyesuaikan diri, sudah tidak ada lagi keangkuhan yang terpancar dari pandangan mata yang penuh kebencian setiap kali dirinya didatangi para pengemis yang minta belas kasihannya.

Ia pun sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan saat itu pula, Ia melihat ada segerombolan pengemis yang sedang meminta-minta dirinya pun memutuskan untuk bergabung. Akan tetapi keberadaannya tidak diterima, para pengemis yang pernah disakitpun ingin membalas semua yang pernah mereka terima. Ia dihajar habis-habisan dan diludahi oleh para pengemis itu.
”Ini kan orang kaya yang sombong itu” Ucap para pengemis.

Dirinya makin tidak berdaya dan meratapi nasib yang menimpa dirinya, sambil menahan rasa lapar dan sakit disekujur tubuh ia duduk dipinggir jalan. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia pun akan mengalami kesusahan. Tidak lama kemudian pandangannya pun menjadi gelap dan detik berikutnya dia pun tidak sadarkan diri. Dan begitu tersadar ia mendapatkan dirinya sudah ada disebuah gudang tua yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Bekas gudang makanan pun tidak luput dair goncangan gempa. Namun tidak separah rumahnya yang rata dengan tanah, Ia masih merasakan lapar yang luar biasa.

Tiba-tiba dari balik pintu muncul seorang yang ia kenal membawa semangkuk nasi.
”Makanlah. Tampaknya tuan sudah beberapa hari tidak makan”
”Te...terima kasih” Ucapnya dengan nada terbata-bata dan sedikit ragu untuk menerima semangkuk nasi yang disodorkan kepadanya.
”Tuan tidak usah berterima kasih. Apa yang tuan makan sekarang sesungguhnya makanan Tuan sendiri”
”Maksudnya?” Ia bertanya kebingungan.
”Nasi ini, saya dapatkan dari selokan belakang rumah Tuan, setiap hari saya pergi keselokan belakang rumah Tuan dan mengambil sisa-sisa makanan yang Tuan buang, kemudian saya cuci bersih lalu saya jemur. Dan disaat ini semua hampir kekurangan makanan, saya tidak mengalami dan masih berbagi kepada orang lain”

Dan orang itu ternyata adalah seorang pengemis tua yang pernah beberapa tahun yang lalu saat mengemis didepan rumahnya, kemudian orang kaya yang sudah tidak punya apa-apa itu pun meminta maaf kepada pengemis tersebut dan menyesali semua sikapnya terdahulu.

”Orang Yang Menghambur-hamburkan Apa Yang Dia Miliki Sesungguhnya Ia Adalah Manusia Yang Tidak Mensyukuri Karunia Yang Diberikan Kepadanya”

Sahabat, Memang benar bahwa roda kehidupan selalu berputar. Tidak selamanya kita selalu ada diatas. Untuk itu saat kita diatas ingatlah bahwa mungkin satu saat kita akan dibawah. Dengan demikian kita tidak akan menjadi lupa diri.

Apapun yang kita miliki dan seberapapun banyaknya hiduplah sewajarnya, Jangan menghambur-hamburkan sesuatu yang kita miliki, tidak hidup dalam mubazir dan pemborosan. Persiapkan diri untuk menghadapi disaat giliran kita dibawah agar kita tidak kekurangan apapun, memanjakan diri atau menyenangkan diri tentu tidak ada salahnya selama itu masih didalam batas kewajaran.

Dan tidak ada salahnya apa yang kita punya kita bagi dengan orang lain.
DALAM HIDUP TIDAK ADA ORANG YANG MENJADI MISKIN GARA-GARA KITA MEMBANTU ORANG LAIN. Kita Tidak Pernah Tahu Apa Yang Terjadi Besok, Hari Ini Kita Membantu Orang Bukan Tidak Mungkin Besok Justru Kita Dibantu, Seperti Kata Pepatah ”BUNGA PUN TIDAK MEKAR SEPANJANG TAHUN ”


Dengan segala apa yang kita miliki, kita tidak perlu menjadi manusia yang angkuh, menyakiti orang lain dengan segala kemewahan yang kita miliki, jangan menari diatas penderitaan orang lain, serta kita juga tidak perlu menciptakan status sosial yang menimbulkan kecemburuan sosial

Sahabat, alangkah lebih baiknya saat hati senang kita ingat diwaktu susah. Ketika kita bisa melahap segala macam makanan enak jangan lupa diluar sana masih banyak yang menjerit kelaparan, kita bisa memakai pakaian yang bagus jangan lupa masih banyak yang kedinginan, saat kita bisa tidur nyenyak kita harus selalu ingat masih banyak orang yang menjadikan bumi sebagai alas dan langit sebagai atap rumah.

Manusia hidup dimana-mana sama bahwa kemampuan manusia ada batasnya termasuk kemampuan untuk memberikan penghidupan kepada diri sendiri, sebagai contoh kemampuan perut kita pun ada batasnya, disaat kita kenyang maka kita pun enggan untuk makan lagi dan seribu satu macam makanan enak pun sudah tidak berarti kemudian makanan itu menjadi basi sehabis itu pun menjadi sampah. Intinya penuhilah kebutuhan kita secukupnya, jangan menyediakan sesuatu di luar keperluan kebutuhan itu sendiri. Bila kita lebih, tidak ada salahnya kita bagi dengan orang lain dan kita simpan karena satu saat kita pasti membutuhkannya.

Menjemput rejeki sebanyak-banyaknya memang perlu, namun hidup hemat juga perlu. Agar kelak kita dapat menggunakannya ketika kita sudah tidak mampu menjemput rejeki lagi sehingga kita tidak perlu menggantungkan hidup kepada orang lain.

Hidup secara berlebihan tidak sehat buat kesehatan, maka terlalu banyak dan enak tanpa peduli apa yang dimakan akan menimbulkan penyakit, kemana-mana jauh dekat selalu naik mobil mewah akan menyebabkan badan menjadi kaku, terlalu banyak tidur pun akan menyebabkan peredaran darah menjadi tidak lancar, sejatinya jangan sampai segala harta dan kekayaan akan membuat kita sulit baik jasmani maupun rohani.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S.Ibrahim :7 )

Kamis, 03 Juni 2010

MANISNYA SABARRRR...


Dery, Ahmad dan Andra adalah tiga sahabat yang lekat semenjak mereka kuliah di jurusan arsitektur di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandung. Setelah mereka bekerja pun, kekompakan itu masih terlihat dengan bekerjasama dalam pekerjaan paruh waktu atau kerja sampingan walau mereka bekerja di perusahaan yang berbeda. Mereka juga punya hobi sama dalam olah raga yaitu tenis lapangan, sehingga lapangan tenis bila hari minggu menjadi ramai dengan canda-canda mereka. Tiga serangkai yang sangat disukai di lingkungannya dengan gayanya yang ringan, bertanggung jawab dan sangat kooperatif dalam segala hal kebaikan. Diantara mereka bertiga, Ahmad memang kalau dilihat dari penampilan yang paling ketinggalan dari aspek kehidupan ekonominya. Dari raket yang digunakan, kaos yang dikenakan, sepatu yang dipakai sampai datang ke lapangan dengan bersepeda motor terlihat berbeda dengan kedua temannya yang sudah bermobil.

Suatu hari di lapangan tenis itu pada pertengahan tahun 2004, Andra membawa selembar kertas print out tentang sebuah lowongan untuk tenaga arsitektur dari sebuah perusahaan nasional ternama. Mereka bertiga antusias membacanya, bahkan tatkala giliran mereka untuk main pun sampai harus dipanggil, diingatkan, dan mereka tergelak oleh kelakuannya sendiri berlari mengambil raket dan bermain mencari peluh.

Beres bermain mereka berkumpul lagi, ketiganya sepakat untuk ikut tes mencoba mencari pekerjaan yang lebih baik. Pada minggu pertama mereka testing, lapangan tenis sepi dari canda mereka bertiga, mereka diberi pekerjaan rumah untuk mendisain tata letak sebuah permukiman mewah termasuk model rumah yang akan dibangun secara lengkap. Mereka dipaksa begadang selama empat hari tak diberi waktu untuk bersantai.

Ketiganya lulus saringan pertama, dari 200 peserta, menciut menjadi 50 orang saja. Tapi ketiganya dibuat geleng-geleng kepala, mereka disuruh memperbaiki desainnya dengan nyaris mengganti seluruhnya, ’....ngerjain!!!’ keluh mereka bertiga. Tahap kedua pun mereka lulus dan dilanjutkan dengan tahap ke tiga dengan tugas yang nyaris sama, perombakan total.

Pada minggu persiapan menghadapi saringan tahap ke empat Dery dan Andra memutuskan tidak mengikutinya......’gila, penerimaan karyawan, apa perploncoan....!!!’ seru mereka berdua dengan mengolok-olok Ahmad sebagai pekerja rodi. Sementara Ahmad meski merasa berat masih penasaran mengikuti saringan lanjutannya.

Hampir satu tahun sudah Ahmad tidak kelihatan bermain tenis di tempat biasa. Sampai pada hari minggu saat Dery dan Andra bermain tenis ada mobil terrano king road berhenti parkir di sekitar lapangan tenis, mobil yang tidak familiar bagi para pemain tenis disitu, dengan kaca filmnya yang gelap menambah misterius siapa yang ada di dalamnya.

Semua menanti siapa yang akan turun dari mobil mentereng itu dan mau apa dia datang ke tempat tenis. Dengan berkacamata hitam dan seperti sengaja menengahkan wajahnya dengan sedikit mengulum senyum yang menahan tawa, sosok mesterius itu memasuki lapangan. ’Geloooo...... Ahmad....maneh!!! (gila..... Ahmad..... kamu!!!)’, teriak Dery menyambut temannya dengan salam komando, sementara Andra bengong setengah tak percaya, dan kawan kawan lainnya tersenyum senang melihat Ahmad datang. Dengan berseloroh Andra bertanya, ’Lu bawa mobil bagus begitu, lu nyolong mobil di mana Mad???’. Gelak tawa pun berderai.

Ahmad pun akhirnya menjadi pendongeng kisah perjalanan yang menghilang selama satu tahun itu. Dia menceritakan bahwa saringan yang dia ikuti sampai 6 tahapan. Pada tahap keenam, dia datang dengan puncak kelesuan yang sangat, dia sudah memutuskan mundur bila ada tahapan berikutnya. Ketika gambar-gambar kerjanya mulai diserahkan, dia mulai resah bakal dicoret-coret lagi. Namun betapa pucat dirinya tatkala sang penguji itu bukan mencorat-coret, malah melemparkan gulungan gambar hasil kerja 3 hari 3 malam itu ke meja seolah mencampakannya.

Dan sang penguji yang seperti allgojo itu mengajak Ahmad menemui Presiden Direktur perusahaan. Semakin membingungkan baginya, ada apa lagi, begitu pikirnya tak bisa menduga. Setelah dipertemukan dengan Presdir dan dipersilakan duduk, Presdir itu bilang, ’Kamu diterima, ini kontrak kamu silakan dibaca, kalo setuju teken’. Ahmad membacanya dan terbelalak dengan gaji hampir 10 kali lipat dari yang biasa diterima di kantor lamanya.

Ketika Ahmad membaca draft perjanjian, Sang Presdir menjelaskan filosofi ujian saringannya. ’Sebenarnya para peserta yang lolos ke saringan kedua yang jumlahnya 50 orang secara skill semua telah memadai’, serunya dengan tangan tak henti membuka buka berbagai proposal dan menandatangani beberapa surat. ’Tahapan selanjutnya hanyalah ujian kesabaran, karena perusaan besar seperti ini membutuhkan personel yang tahan uji, punya daya tahan stress yang bagus karena mereka akan bekerja dalam tekanan, ditarget waktu.

Begitu banyak orang hebat ilmunya datang dan pergi di perusahaan ini karena mereka tidak punya kesabaran dalam menjalankan pekerjaannya’, Presdir itu panjang lebar menjelaskan. ’Tugas kamu nanti adalah menjadi konsultan saya untuk memberi masukan apakah sebuah kawasan layak dikembangkan, temanya seperti apa, keunggulan apa yang harus ditonjolkan, dan konsep desainnya bagaimana’, imbuh sang Presdir memberi arahan sekaligus berharap Ahmad memahami misi kepemimpinannya.

’Lalu.... mobil itu?’ tanya Andra. ’Konsep pertamaku untuk sebuah komplek perumahan di Bali sangat memuaskan bos, setelah launching, pemesan sudah berbaris,....terus melihat gue ngantor naik bis kota, eh diberi mobil.....diberi dra, bukan dipinjemin?’ jelas Ahmad puas liat temennya bengong. ’trus sampe hampir setahun ini, kemana aja lu nggak nongol’ tanya Dery. ’Gue di ajak jalan jalan ke eropa, untuk memperluas wawasan aritekturku, great trip,...... dan ini oleh-oleh buat kalian yang tidak sabaran, cukup ini saja’, cerita Ahmad bangga sambil memberikan gantungan kunci dengan tertawa setengah mengolok-olok. ’Makanya sabaaar jadi orang, buahnya bakal manis...’, imbuh Ahmad kepada dua temannya seolah telah menjadi pemenang kehidupan.

Sabar memang salah satu kunci penting untuk sukses. Seseorang memerlukan kesabaran untuk sukses karena jalan kompetisi adalah jalan panjang dengan banyak energi yang harus diperas, sesuatu yang tidak bisa dijalani oleh orang-orang yang tidak memiliki daya tahan. Seseorang memerlukan kesabaran untuk sukses karena perencanaan membutuhkan ketelitian yang harus tersusun berbasis kebutuhan waktu dan keharmonisan antar elemen, sesuatu yang tidak bisa dilakoni oleh orang yang tergesa-gesa.

Kesabaran adalah tahan uji dalam menanggung tanggung jawab yang berat. Kesabaran adalah tidak tergesa gesa dalam bekerja telaten.


Kesabaran yang baik adalah kesabaran yang disandarkan kepada kesadaran bahwa tugas kita adalah berusaha, dan Allah yang menentukan. Kasadaran akan prinsip berserah diri dan segala lingkup kehidupan adalah ibadah, akan memberi energi yang besar untuk terus berusaha, telaten menyusun kerincian, beramal untuk kesempurnaan dan tak putus asa manakala mendapat kegagalan.


Dengan kesabaran yang berdimensi ibadah ini, segala hasil akan memiliki nilai baginya, ketika sukses dia menggapai keberhasilan ganda dalam dimensi duniawi-ukhrawi, saat dia gagal, boleh jadi sesungguhnya dia telah menggapai kesuksesan hakiki yang bersifat ukhrawi, kerena keiklasannya untuk mendapat ridha-Nya dengan pahala tanpa batas. Bangunlah kesabaran, karena hanya orang-orang yang sabar saja yang usahanya akan berbuah manis, sebagaimana Ahmad yang telah mengecap manisnya kesabaran dalam menggapai tangga-tangga kesuksesan.

Dengan demikan kita tidak akan mengetahui apa yang terjadi esok hari ataupun lusa karna itu adalah rahasia dari ALLAH SWT...