Minggu, 28 November 2010

"HIDUP SERBA TERBATAS TETAP BAHAGIA"



Dikisahkan, ada seorang tukang sepatu. Meskipun kehidupannya sangat sederhana, tetapi dia tampak hidup santai dan bahagia. Ia mempunyai hobi menyanyi. Mulai dari pagi saat mandi, siang hari waktu bekerja, maupun malam hari, tak henti-hentinya dia menyanyi dengan riang dan gembira. Sementara, di sebelah rumahnya, tinggal seorang tuan tanah yang kaya raya. Meskipun dia memiliki banyak harta, tetapi hidupnya tidak bahagia, dia selalu merasa ketakutan orang mencuri hartanya. Karena ketakutannya itu, ketika malam tiba, dia sering tidak tertidur lelap.

Tiap pagi, dia mendengar suara menyanyi si tukang sepatu. Dia pun menjadi iri dan sedikit jengkel.
“mengapa tukang sepatu bisa sebahagia itu, sedangkan aku mau tidur pun sulit. Alangkah baiknya kalau tidur bisa seperti makanan dan minuman, bisa di beli dengan uang, maka aku akan membayar berapapun untuk dapat tidur dengan nyenyak.”


Pada suatu hari, tuan tanah mengundang si tujang sepatu ke rumahnya, “ sobat, sebagai tukang sepatu, berapa pendapatanmu dalam sebulan?”

Tukang sepatu tersenyum menjawab, “ sebulan? Pendapatanku setiap hari saja tidak menentu, kadang ada kadang tidak. Setiap hari asal bisa makan sesuap nasi, aku sudah senang dan bersyukur.”

Penasaran si tuan tanah lanjut bertanya, “kalau begitu, bagaimana kamu bisa sebahagia itu?”

“asalkan setiap hari aku bisa makan, aku sudah puas. Aku tidak banyak berpikir, maka aku tidak perlu merasa susah,” jawab tukang sepatu.

Mendengar penuturan apa adanya dari tukang sepatu, si tuan tanah merasa tersentuh. Ia merasa mendapat pencerahan. Karena itu, ia pun menghadiahi si tukang sepatu dengan uang emas. “aku merasa mendapat sesuatu dengan apa yang menjadi pandangan hidupmu. Sebagai wujud rasa terima kasihku, ini aku hadiahi satu tael emas, simpanlah baik-baik, mungkin kelak engkau memerlukannya.” Kata tuan tanah seraya memberikan tael emas kepada si tukang sepatu.

Seumur hidup, belum pernah si tukang sepatu melihat uang sebanyak itu. Bahkan meskipun bekerja keras sampai mati pun, ia takkan bisa menabung uang sebanyak itu. Maka dia pun sangat berterima kasih, dan dengan gembira pulang ke rumahnya,

Sampai di rumah, ia menyimpan uang itu di tempat yang teraman menurut dirinya. Sejak saat itu, keceriaanya mendadak lenyap. Dia tidak pernah menyanyi lagi, selalu merasa ketakutan bila orang akan mencuri uangnya. Dia juga selalu mencurigai orang yang mendekatinya dan berpikir, jangan-janagn orang itu mau mengambil hartanya. Maka dia pun tidak lagi bisa tidur dengan nyenyak.

Setelah beberapa lama, tekanan batinnya mulai menjadi-jadi. Keceriaanya yang dulu, hilang sama sekali. Akhirnya, karena tidak tahan lagi, dia berlari ke rumah si tuan tanah. “sobat, tolong kembalikan nyanyian dan kebahagiaanku. Ambillah kembali uangmu.”

Setelah mengembalikan uang tael emas itu, si tukang sepatu pun bisa terlepas dari semua beban. Maka, ia pun bisa menyanyi lagi dengan riang gembira dan tidur lelap di malam hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar